Saranghae (Oppa) ( Na Dongsaeng)

saranghae Oppa na dongsaeng copy

Saranghae (Oppa) ( Na Dongsaeng)

” Forbidden Love “

Author :

 Lee Midah ( Kyulhae4ever )

Cast :

Lee Donghae || Kwon Yuri

Choi Seunghyun || Park Chanyeol (muncul bentar)

R + 15 || Lenght  Oneshoot || Genre Angst Sad Love, Brother Complex

Disclaimer

 Cerita Pure milik sendiri, Castnya pinjam sebentar. Cerita yang muncul dengan tiba – tiba diotak author. Ide cerita ini muncul setelah menonton That Winter, The Wind Blows  tapi ceritanya pure imaginasi author. Dan FF ini juga author post di blog pribadi Author ^__^

Leave a Comment After Read!!!

 © Lee Midah

Happy Reading All!!!!

~o0o~

Suara musik menggema disebuah club yang di mainkan oleh sang DJ yang cukup tersohor ditempat itu. Para pengunjung asyik menari mengikuti bit musik dengan sangat lincah dan sangat enerjik. Semuanya nampak menikmati suasana yang sangat membuat hati menjadi riang tanpa memikirkan beban atau masalah apapun ditambah minuman beralkohol yang membuat mereka bertambah liar.

“ C’mon!!!! “, teriak sang Dj sambil mengacungkan tangannya ke atas disambut meriah oleh para pengunjung.

“ Wooooooo!!!! “,

Musik itu terus berputar selama satu jam penuh, setelah cukup lelah sang Dj pun turun dari tempatnya untu bergantian dengan Dj lain.

“ Good job, Donghae! “, ujar sang namja sambil melakukan highfive dengan Dj yang bernama Donghae itu.

“ Gomawo, Seunghyun-a “, ucap Donghae sambil tersenyum.

“ Donghae-ssi, ada yang ingin bertemu denganmu “, ucap seorang bartender yang baru saja memulai shiftnya.

“ Nuguseyo, Chanyeol-a? “, tanya Donghae.

“ Pasti dia yeoja kan? Jangan – jangan dia mau minta pertanggung jawabanmu “, tebak Seunghyun sambil meledek Donghae.

“ Ya! Memangnya aku sepertimu “, tawa Donghae.

“ Neh, dia seorang yeoja cantik sekali “, ucap Chanyeol sambil tersenyum.

“ Jinjja? Secantik apa? “, tanya Seunghyun yang langsung tertarik.

“ Ya! Yeoja itu mencariku bukan mencarimu “, ucap Donghae membuat Seunghyun menatap iri.

“ Arra, Arra. Aku tidak mungkin mengalahkan cassanova sepertimu “, ucap Seunghyun membuat Donghae tertawa.

“ Dimana dia? “, tanya Donghae pada Chanyeol.

“ Diluar, aku sudah menyuruhnya masuk. Tapi dia menolaknya, katanya dia tidak suka suasana club. Sepertinya dia yeoja baik – baik “, jelas Chanyeol panjang lebar.

“ Neh, Gomawo “, ucap Donghae menghampiri orang yang dimaksud meninggalkan kedua temannya itu.

“ Chanyeol-a, apa yeoja itu benar – benar cantik Eoh? “, tanya Seunghyun penasaran.

“ Kalau kau tidak percaya, lihat saja sendiri “, jawab Chanyeol yang mulai mengocok minuman.

~o0o~

Donghae pergi  keluar dan mencari sosok yeoja yang dikatakan Chanyeol, dia juga penasaran siapa yang mencarinya itu. Dan yang lebih membuatnya penasaran yeoja itu bukan tamu club yang biasanya dia ajak kencan. Setelah sampai di luar Donghae melihat seorang yeoja yang sedang membelakanginya, rambutnya panjang lurus terurai, tubuhnya cukup tinggi berisi dan kulitnya agak gelap namun terlihat terawat. Donghae tersenyum melihat sosok yeoja itu, apakah dia benar – benar mengenalnya.

“ Hmmm… Hmmm…. “, suara Donghae menyadarkan si yeoja bahwa dirinya ada disana.

Perlahan – lahan yeoja itu membalikkan tubuhnya menghadap Donghae, terlihat senyum manis terpancar dibibir yeoja cantik itu mendapati Donghae berada dihadapannya. Namun lain halnya dengan Donghae, wajahnya menampakkan sangat terkejut dengan kehadiran yeoja didepannya ini. Wajahnya masih memandangi yeoja itu tidak percaya, senyum yang sempat terpancar di wajahnya menghilang seketika.

“ Oppa…. “, suara lembut yeoja itu kini terdengar memanggilnya, suara yang sangat merdu bagi Donghae namun suara yang ingin dia lupakan.

Kini yeoja itu berlari memeluk Donghae dengan erat seakan dirinya sangat merindukan sosok Donghae.

“ Bogoshipheo “, suara yeoja itu terdengar serak seakan menahan tangis betapa rindunya yeoja itu pada Donghae.

Donghae tidak membalas pelukannya itu, dia masih mematung disana.

“ Mengapa kau disini? Bagaimana kau bisa menemukanku disini? “, tanya Donghae dingin seakan tidak mengharapkan yeoja itu datang menemuinya.

Yeoja itu kaget dan langsung melepaskan pelukannya dari Donghae lalu menatapnya.

“ Apa kau tidak senang aku menemuimu, Oppa? “, tanya yeoja itu.

“ Pulanglah, Appa dan Omma pasti mencarimu “, suruh Donghae yang masih bersikap dingin.

“ Shireho! 5 tahun ini Appa dan Omma melarangku untuk bertemu denganmu dan sekarang saat umurku sudah 20 tahun, aku datang langsung dari New York hanya ingin bertemu denganmu Oppa “, ujar yeoja itu yang kini mulai meneteskan air matanya.

“ Yuri-a, pulanglah “, suruh Donghae.

“ Shirheo! Aku ingin bersamamu Oppa. kau tahu aku sangat merindukanmu. Mengapa kau meninggalkan aku? Mengapa kau pergi tanpa bilang apapun padaku? Omma dan Appa juga tidak memberitahuku tentang kepergianmu. Kau sudah janji akan melindungi selama kau masih hidup, kau bilang akan menjagaku selamanya. Tapi lihatlah kau sendiri yang meninggalkanku tanpa sepengetahuanku “, ujar yeoja yang bernama Yuri itu dan tangisannya pun pecah.

“ Kau bohong Oppa! Kau bilang menyayangiku, tapi kau malah meninggalkanku. Dengan susah payah aku menemukanmu dan sekarang kau menyuruhku pulang. Kau jahat Oppa! “, Yuri terduduk menangis di tanah.

Donghae ingin sekali memeluk Yuri, dia tidak tahan melihat yeoja itu menangis. Tapi sesuatu dalam dirinya masih menahannya untuk tidak melakukan itu.

“ KUBILANG PULANG, YA PULANG!!! APA KAU TIDAK MENDENGARKU LEE YURI!!!! “, bentak Donghae membuat Yuri menatapnya tidak percaya dengan mata yang masih penuh air mata.

Baru kali ini Donghae membentaknya seperti itu, dulu kesalahan sebesar apapun yang dia lakukan pada Donghae, Donghae selalu memperlakukannya dengan lembut. Tapi kali ini Yuri melihat Donghae yang lain, apa Donghae telah berubah?

“ Wae Oppa? kenapa kau tidak ingin melihatku ? mengapa kau tidak ingin bertemu denganku? Apa aku melakukan kesalahan padamu Oppa? Mianhae, jeongmal Mianhae. Tapi kumohon jangan menyuruhku pulang karena aku ingin sekali bersamamu Oppa “, tangis Yuri dengan bibirnya bergetar hebat.

“ Cepatlah kembali ke New York dan jangan pernah kembali menemuiku lagi “, ucap Donghae sambil berbalik meninggalkan Yuri yang masih terduduk ditanah sambil menangis.

~o0o~

Donghae pun langsung pergi ke atap club itu, dia pun menangis karena telah membentak dan mengusir Yuri. Betapa dia sangat merindukan Yuri, sejujurnya dia senang dengan kedatangan Yuri tapi ada sesuatu yang mengharuskannya bersikap seperti itu. Donghae paling tidak kuat melihat Yuri menangis apa lagi terluka seperti tadi. Dia sangat menyayangi Yuri, bahkan mencintai Yuri yang statusnya adalah adik kandungnya sendiri. Hal itulah yang menyebabkan orang tuanya mengusir Donghae dan menyuruhnya untuk menjauhi Yuri. Perasaan terlarang itulah yang membuatnya bersikap kejam pada Yuri sekarang ini.

“ Mengapa kau kembali Yuri? Kau tahu, aku tidak bisa menghilangkan perasaanku padamu. Aku tidak bisa mencintai yeoja lain selain dirimu. Mengapa kau ditakdirkan menjadi adikku? Mengapa? “, tangis Donghae sambil memukul tembok dengan keras mengakibatkan tangannya terluka.

Donghae duduk sambil menundukkan kepalanya. Dia sungguh merasa hatinya kembali sakit setelah 5 tahun dia mencoba untuk mengubur dalam – dalam perasaannya itu. Bahkan Donghae selalu bergonta – ganti yeojacingu hanya ingin mencari sosok yeoja untuk melupakan Yuri. Namun setiap dia berkencan dengan seorang yeoja, selalu bayangan Yuri yang ada di pikirannya. Bahkan dia sering memanggil nama Yuri saat dia dan yeoja – yeoja itu make love. Sekarang melihat Yuri ada dihadapannya, sungguh membuatnya semakin sulit untuk melupakan Yuri.

Donghae sengaja berlama – lama didalam club agar Yuri tidak menunggunya lagi, dia kembali ke pada Seunghyun dan Chanyeol yang masih mengobrol .

“ Mana yeoja itu Hae? “, tanya Seunghyun melihat Donghae kembali sendiri.

“ Dia sudah pergi! “, jawab Donghae singkat.

“ Jinjja? Kenapa kau tidak mengenalkannya padaku? “, protes Seunghyun yang hanya dijawab senyuman sinis Donghae.

“ Aish! Kau selalu saja menikmatinya sendiri “, umpat Seunghyun.

“ Mari kita menari disana! “, ajak Donghae yang tidak biasanya langsung ke lantai dansa jika tidak sedang ada masalah.

“ Kupikir dia punya masalah dengan yeoja itu “, tebak Chanyeol.

“ Neh, sepertinya begitu “, jawab Seunghyun lalu menyusul Donghae ke lantai dansa.

Diluar Yuri masih menunggu Donghae, ingin rasanya dia masuk ke dalam tapi tidak jadi. Dia terus menerus duduk di sebuah tembok kecil menunggu kembalinya Donghae. Yuri merasa dia telah melakukan kesalahan yang membuat Donghae tidak bisa memaafkannya dan marah. sekarang Yuri mencoba menguatkan dirinya untuk menghadapi Donghae, dia tidak ingin pengorbanannya kembali ke Korea sia – sia. Udara semakin dingin namun tidak membuat Yuri meninggalkan tempat itu, lagipula dia tidak memiliki tempat tinggal semenjak Orang tuanya pindah ke New York 5 tahun yang lalu.

~o0o~

Setelah berjam – jam berlalu dan malam semakin larut, kini Donghae dan Seunghyun keluar dari club itu dengan keadaan sedikit mabuk. Namun sepertinya Seunghyun lebih mabuk dari Donghae. Sampai – sampai Donghae harus membopongnya karena kebetulan mereka satu apartement. Ya, mereka tinggal berdua sekalian bisa membagi untuk membayar sewa apartement itu. Seunghyun memang anak dari keluarga berada namun dia lebih memilih tinggal bersama Donghae di apartement kecilnya. Saat menuju mobil, Donghae kaget mendapati Yuri yang masih menunggunya di luar padahal cuaca malam ini sangatlah dingin. Yuri juga tidak membawa barang – barang apapun, hanya tas ransel kecil yang masih melekat di punggungnya. Yuri tidak menyadari kalau Donghae sudah keluar, karena dia terlihat menundukkan kepalanya seperti orang yang ketiduran. Awalnya Donghae tidak merasa peduli dengan keadaan Yuri, namun saat Yuri bersin – bersin hati Donghae serasa menyuruhnya untuk membawa Yuri bersamanya. Bagaimana dia bisa tega dengan adik sekaligus yeoja yang amat dia cintai itu? Setelah membaringkan Seunghyun di kursi belakang, Donghae pun menghampiri Yuri.

“ Sampai kapan kau akan berdiam diri disana? “, tanya Donghae membuat Yuri terbangun dan menatap namja didepannya sekarang.

“ Oppa… “, ucap Yuri senang.

“ Ikutlah denganku! Disini sangat berbahaya untukmu “, Ajak Donghae dingin membuat Yuri tersenyum senang.

“ Jinjja?! Kau tidak marah lagi padaku Oppa? “, tanya Yuri dengan wajah ceria berbeda dengan tadi, dia tidak ingin memperlihatkan sisi lemahnya pada Donghae.

“ Sudahlah, kajja! “, ajak Donghae berjalan duluan menuju mobil milik Seunghyun.

Yuri yang masuk ke mobil itu kaget mendapati Seunghyun yang mabuk berat.

“ Apa dia temanmu Oppa? “, tanya Yuri namun Donghae tetap bersikap dingin dan tidak menjawab pertanyaan Yuri.

Yuri pun hanya diam takut Donghae marah dan mengusirnya lagi. Setelah beberapa menit tibalah mereka disebuah bangunan apartement yang cukup sederhana. Donghae membantu Seunghyun dengan cara membopongnya sedangkan Yuri didepannya untuk membukakan pintu. Setelah membaringkan Seunghyun di kamarnya, kini Donghae ke ruang tengah dimana Yuri berada sekarang.

“ Hari ini kau tidur disini, besok pulanglah “, ucap Donghae dingin.

“ Oppa, kenapa kau jadi bersikap dingin seperti ini padaku? “, tanya Yuri dengan raut wajah sedih.

“ Tidurlah di kamarku, aku akan tidur disini “, ucap Donghae tanpa menjawab pertanyaan Yuri.

Saat Donghae berbalik, Yuri langsung memeluknya dari belakang membuat Donghae terdiam.

“ Oppa, Mianhae. Aku janji akan menjadi adik yang baik untukmu. Kumohon jangan usir dan menyuruhku pulang lagi “, ucap Yuri mulai meneteskan air matanya lagi.

Donghae masih diam tidak berkata apa – apa. Dia juga terluka sama dengan Yuri tapi Donghae melakukan ini untuk kebaikan mereka.

“ Sudahlah, cepat tidur “, ucap Donghae melepaskan pelukan Yuri dan pergi masuk ke kamar mandi tanpa berbalik, meninggalkan Yuri yang masih menatapnya sedu.

“ Oppa, wae geurae? “, lirih Yuri.

Sedangkan di kamar mandi Donghae masih menenangkan hati dan pikirannya. Bagaimanapun demi kebaikan Yuri, dia harus terus bersikap seperti ini. Setelah cukup lama didalam akhirnya Donghae keluar dari kamar mandi. Dia mengintip Yuri yang sekarang tidur di kamarnya, sambil memastikan Yuri sudah tidur Donghae menghampirinya tanpa membuat suara yang bisa membangunkan Yuri. Donghae menatap wajah pulas Yuri yang tertidur, Donghae tersenyum bagaimana dia merindukan wajah itu selama 5 tahun ini. Donghae membelai lembut rambut Yuri penuh kasih sayang.

“ Aku tidak ingin seperti ini Yuri, tapi aku harus “, gumam Donghae.

“ Oppa… Bogshipheo, saranghaeyo Oppa… “, terdengar ucapan Yuri dalam tidurnya.

Mendengar rancauan Yuri, Donghae merasa tidak kuat lagi. Hatinya sungguh sangat sakit, dia ingin seperti dulu selalu menjaga dan melindungi Yuri. Selalu ada disampingnya apapun yang terjadi. Tapi dia sungguh tidak bisa melakukannya, perasaan yang tak wajar itu masih bergelut di dalam dirinya.

“ Mianhae Yuri, nadoo saranghae… “, lirih Donghae mencium kening Yuri lalu meninggalkan kamarnya untuk tidur di sofa.

~o0o~

Pagi – pagi sekali Yuri terbangun dan berinisiatif untuk membuat sarapan. Dia melihat Donghae yang tidur di sofa. Yuri memandangi wajah Donghae yang sangat dia rindukan.

“ Kau semakin tampan, Oppa ‘, ucap Yuri sambil tersenyum yang masih sibuk memandangi wajah tampan Donghae. Terkadang sekali – kali dielusnya pipi Donghae lembut.

Setelah cukup puas, Yuri ke dapur dan melihat semua bahan – bahan yang bisa dia masak. Dengan senang hati dia mulai menyiapkan bahan – bahan seadanya yang masih bisa dia olah. Selama ini Yuri belajar masak karena dulu Donghae pernah bilang kalau dia sangat ingin mencoba masakan Yuri. Makanya hari ini Yuri begitu semangat menyiapakan sarapan untuk Oppanya tercinta.

Seunghyun masih setengah sadar dari tidurnya, namun karena dia haus dia berjalan sempoyongan ke dapur. Tanpa menyadari Yuri yang sedang menyiapkan sarapan, Seunghyun membuka lemari es nya dan mengambil air mineral dalam botol lalu meminumnya tanpa menuangkannya pada gelas.

“ Anyeong, selamat pagi “, sapa Yuri dengan senyum manisnya pada Seunghyun yang masih minum air mineralnya.

“ Sepertinya aku mendengar suara yeoja? “, gumam Seunghyun pada dirinya sendiri.

“ Oppa, kau sudah baikkan? “, tanya Yuri lagi yang kini membuat Seunghyun menoleh ke arahnya.

Seunghyun menyemburkan minumannya ke sembarang arah karena kaget mendapati yeoja cantik kini berdiri dihadapannya, sedangkan Yuri masih memasang senyum manisnya.

“ Nu…Nuguseyo? “, tanya Seunghyun gugup.

“ Oh… Anyeonghaseo, Donghae dongsaeng Lee Yuri Imnida “ ucap Yuri membungkukkan tubuhnya tanda hormat.

“ Dongsaeng?!!! “, kaget Seunghyun karena tidak mengira Donghae akan memiliki adik seperti Yuri.

“ Neh “, senyum Yuri lagi membuat Seunghyun berdebar – debar.

“ Aku sedang menyiapkan sarapan untuk kita bertiga, kau tunggu sana disana Oppa “, ucap Yuri menyuruh Seunghyun ke ruang tengah. Entah kenapa Seunghyun terpaku saat Yuri memanggilnya Oppa.

“ Neh “, Akhirnya Seunghyun pun menghampiri Donghae yang masih tidur di sofa.

~o0o~

Seunghyun mendapati Donghae yang sepertinya baru terbangun dari tidurnya. Dengan rasa penasarannya dia menghampiri Donghae dan ingin bertanya langsung.

“ Donghae-a, apa benar yeoja yang ada di dapur itu Dongsaengmu? “, tanya Seunghyun pada Donghae yang masih mengucek – ngucek matanya.

“ Neh, Wae? “, jawab Donghae dingin.

“ Jinjja? Aku tidak tahu kau memiliki dongsaeng secantik itu?! “, ucap Seunghyun tidak percaya.

“ Jangankan kau, aku saja tidak percaya dia dongsaengku “, gumam Donghae tidak jelas.

“ Mworago? “, tanya Seunghyun.

“ Ania, Eopseoyo “, jawab Donghae meninggalkan Seunghyun dan masuk ke kamar mandi.

Yuri sudah selesai menyiapakan sarapan, ia pun memanggil Seunghyun dan Donghae untuk sarapan bersama. Kini mereka semua duduk di kursi meja makan.

“ Wah…. baunya enak sekali! “, puji Seunghyun mencium wangi masakan Yuri.

“ Jinjja? Donghae Oppa, aku belajar masak karena aku ingin kau mencicipi masakanku seperti katamu dulu “, ucap Yuri pada Donghae, namun Donghae tetap bersikap dingin seolah – olah tidak terkejut atau senang.

“ Ya! Lee Donghae, beruntung sekali kau memiliki Dongsaeng seperti Yuri. Sudah cantik, pintar masak lagi “, ucap Seunghyun yang tidak ingin melihat wajah kecewa Yuri karena sikap dingin Donghae.

“ Ya sudah, kau cicipi Oppa “, ucap Yuri menyodorkan semangkuk nasi pada Donghae, namun tetap reaksi Donghae hanya datar.

“ Yuri, aku juga mau “, pinta Seunghyun.

“ Neh “,

Mereka pun mulai makan, terlihat Seunghyun yang selalu bicara panjang lebar bahkan tak henti – hentinya memuji Yuri dan sesekali membuat Yuri tertawa. Dan Donghae, dia hanya diam makan tanpa suara mengacuhkan Yuri dan Seunghyun yang saling bercanda. Yuri menatap Donghae sedih, sebegitu tidak suka kah Donghae padanya? Bahkan Donghae tidak berkomentar apapun tentang masakannya.

~o0o~

“ Ya! Lee Donghae! Mengapa kau bersikap dingin padanya? Kasihan kan dia sudah jauh – jauh datang dari New York untuk menemuimu ? “, tanya Seunghyun heran saat mereka pergi menuju club.

“ Itu bukan urusanmu “, jawab Donghae.

“ Kenapa dari kemarin kau bersikap aneh? “, heran Seunghyun

“ Kubilang bukan urusanmu “, jawab Donghae lalu pergi untuk men-DJ lagi.

“ Ada apa dengannya? “, tanya Chanyeol heran pada Seunghyun.

“ Molla, semenjak bertemu Dongsaengnya dia jadi aneh “, jawab Seunghyun.

“ Dongsaeng? Donghae punya Dongsaeng? “, tanya Chanyeol.

“ Neh, dan kau tahu dia sangat cantik juga pintar sekali memasak “, jawab Seunghyun sambil tersenyum membayangkan Yuri.

“ Jinjja?! Aku ingin sekali bertemu dengannya “, ujar Chanyeol.

“ Buat apa? Ya! Jangan coba – coba mendekatinya, karena aku duluan yang menyukainya “, ucap Seunghyun membuat Chanyeol cemberut.

Donghae selesai melakukan tugasnya, dia pun kembali menghampiri Seunghyun dan Chanyeol disana.

“ Donghae, sepertinya aku menyukai Yuri “, ucap Seunghyun.

Donghae yang sedang minum langsung menyemburkan air didalam mulutnya karena kaget.

“ Mwo?! “,

“ Neh, bisakah aku mendekatinya? “, pinta Seunghyun.

“ Kau baru bertemu dengannya dan sekarang kau bilang menyukainya? “, tanya Donghae.

“ Kau tahu, saat dia menyapaku pagi ini. Jantungku merasa berpacu dengan cepat “, ujar Seunghyun.

Entah kenapa hati Donghae merasa tidak suka mendengarnya, dia sangat membenci ada namja yang bilang menyukai Yuri. Bahkan dulu Donghae sempat menghajar teman – temannya yang berniat untuk mendekati Yuri. Tapi sekarang Donghae tidak bisa melakukan itu pada Seunghyun dan juga Donghae ingin menghilangkan perasaannya pada Yuri yang sangat salah itu.

“ Bagaiman Donghae-a? Bolehkah aku mendekatinya? “, tanya Seunghyun penuh harap.

“ Terserah kau! “, jawab Donghae dingin.

“ Jinjja? Wah kau memang sahabat terbaik yang aku miliki. Gomawo cinguya! “, ucap Seunghyun sambil memeluk Donghae.

Donghae hanya tersenyum getir menanggapinya.

Mungkin dengan seperti ini, aku bisa merelakanmu dan melupakan perasaanku padamu Yuri “, batin Donghae.

~o0o~

Seunghyun dan Yuri semakin dekat karena Donghae mengijinkan Seunghyun untuk mendekati Yuri. Sikap Donghae pada Yuri tidak berubah, bahkan semakin dingin. Donghae selalu pergi keluar atau menginap ditempat Chanyeol karena dia tidak kuat melihat Yuri yang semakin akrab dengan Seunghyun. Yuri merasa sedih melihat sikap Oppanya yang tidak tahu kenapa? Dulu saat Donghae pergi Yuri sedang masi berada ditempat lesnya, dia menunggu Donghae menjemputnya namun Donghae tak kunjung datang. Malah supir Appanya yang datang menjemputnya. Yuri memang terlalu bergantung pada Donghae, dia tipe yeoja pemalu namun saat bersama Donghae dia menjadi ceria dan menjadi dirinya sendiri. Bahkan dia sempat berpikir, dia tidak butuh namjacingu karena dengan adanya Donghae disisinya sudah cukup. Yuri selalu bersyukur memiliki Donghae dalam hidupnya, sampai hari dimana Donghae tidak menjemputnya. Saat pulang Yuri tidak menemukan Donghae dimanapun, dia mencari dan bertanya pada orang tuanya tentang keberadaan Donghae. Tapi orang tuanya tidak memberitahu kemana Donghae pergi dan kenapa? Semenjak itu Yuri menjadi jarang bicara dan tersenyum. Dia seperti yeoja yang tidak memiliki semangat hidup. Orang tuanya pindah ke New York agar Yuri bisa melupakan Donghae dan kembali menjadi Yuri yang ceria seperti dulu. Seiring berjalannya waktu, Yuri memiliki tekad yang kuat untuk kembali ke Korea dengan harapan mencari Donghae. Dia tidak peduli orang tuanya akan mengijinkan atau tidak, bahkan bila perlu dia akan pergi tanpa sepengatahuan orang tuanya. Dan benar saja hal itu terjadi. Dan sekarang setelah bertemu dengan perjuangan yang sangat berat, Donghae malah bersikap dingin padanya. Hatinya sangat sakit, dia tidak membayangkan kalau Oppanya akan membencinya seperti ini. Walaupun dia tinggal bersama Oppanya, tapi rasanya sangat asing tidak seperti dulu.

~o0o~

Donghae mengingat saat orang tuanya mengetahui perasaannya pada Yuri. Mereka pernah melihat Donghae mnecium bibir Yuri saat Yuri tertidur. Awalnya mereka menganggap itu wajar sebagai seorang kakak pada adiknya, tapi sikap Donghae pada Yuri semakin tak wajar. Yuri pergi untul lesnya, dan orang tua mereka memanggil Donghae untuk bertanya tentang hal itu.

Flashback

“ Donghae-a, jangan terlalu dekat dengan Yuri. Kau lihat dia susah untuk bergaul “, ucap Ny. Lee pada Donghae dengan tenang.

“ Wae Omma? Tidak boleh kah aku dekat dengannya? “, tanya Donghae masih duduk di bangku highschool.

“ Biarkan dongsaengmu mencari teman – temannya sendiri. Kalian sudah besar dan sekarang waktunya kalian menjalani hidup kalian masing – masing “,

“ Tapi aku hanya ingin bersama Yuri, lagian Yuri juga tidak perlu teman yang lain selain aku “, ucap Donghae.

“ Lee Donghae, kau tahu perasaanmu pada Yuri itu salah?! “, sekarang giliran Tn. Lee yang bicara.

“ Aku mencintai dan menyayanginya. Apa itu salah? “, tanya Donghae.

“ Tentu saja. Cintamu dan sayangmu itu tidak wajar. Kau bahkan mencium bibir adikmu sendiri. Kau tahu hal itu juga salah?! “, bentak Tn. Lee

“ Apa yang salah dengan itu Appa? Aku hanya membuktikan rasa sayang dan cintaku padanya “, jawab Donghae.

“ Jelas itu salah, dia dongsaengmu bukan yeojacingumu! “, bentak Tn. Lee

“ Tenanglah, yeobo kita bicara baik – baik “, ucap Ny. Lee menenangkan nampyeonnya itu.

“ Aku tidak butuh yeojacingu, aku hanya butuh Yuri. Begitupun sebaliknya! “, ucap Donghae.

Plakkkk!

Sebuah tamparan melesat dipipi Donghae keluar dari tangan Tn. Lee.

“ Yeobo! “, kaget Omma Yuri.

“ Kalau kau tidak melupakan perasaanmu pada Yuri, Aku akan memindahkanmu ke New Zealand. Dan kau harus tinggal disana sampai kau lupa dengan perasaanmu pada Yuri! “, ucap Tn. Lee dengan tegas.

“ Kau tidak akan bisa memisahkan kami. Aku lebih baik mati jika harus berpisah dengannya “, ucap Donghae dengan menahan emosinya.

“ Kau?!!! Pergi dari sini! Kau tidak boleh bertemu dengan Yuri lagi, Kau paham! Dan kau bukan anak kami lagi! “, ucap Tn. Lee penuh emosi.

“ Yeobo, jangan seperti ini “, ucap Ny. Lee berharap Tn. Lee mengubah keputusannya.

“ Baiklah jika itu yang kau inginkan, aku akan pergi dari sini! “, teriak Donghae sambil keluar dari rumah itu.

Seketika itu Tn. Lee terjatuh lemas di samping anaenya. Sedangkan Donghae langsung pergi entah kemana. Dia benci dengan semuanya termasuk perasaannya, tapi dia juga tidak ingin dipisahkan dengan Yuri. Donghae mendatangi tempat les Yuri, Donghae memandangi Yuri yang bermain piano sambil tersenyum.

“ Tidak bisa kah kita bersama tanpa orang – orang yang menghalangi kita? “, lirih Donghae.

“ Mianhae Yuri, aku tahu aku salah. Tapi perasaanku padamu tidak bisa aku cegah. Mungkin Appa benar, jika aku pergi aku bisa melupakan perasaanku padamu. Semoga kau bahagia Yuri “, lirihan Donghae itu mengiringi keprgian dirinya untuk meninggalkan Yuri. Semenjak itulah Donghae tidak pernah pulang bahkan memberikan kabar pada keluarganya.

Flashback End

Donghae meneteskan airmatanya mengingat kejadian itu, bahkan perasaannya sekarang masih sama seperti dulu.

“ Tuhan, mengapa kau membuatku seperti ini? “, lirihnya di sela air matanya yang terus menetes.

~o0o~

Seunghyun mengajak Yuri jalan – jalan. Hari ini dia berniat untuk menyatakan perasaannya pada Yuri yang sudah tidak dapat dia tahan lagi.

“ Yuri-a… “, panggil Seunghyun membuat Yuri menoleh.

“ Ada apa, Oppa? “, tanyanya.

Kini mereka berjalan berdampingan disekitar kota Seoul.

“ Bisakah…hmmm maksudku mau kah kau menjadi yeojacinguku? “, tanya Seunghyun.

Namun tiba – tiba saja Yuri hampir terjatuh, dia memegang kepalanya dibelakang Seunghyun yang kini sudah lumayan jauh didepannya. Seunghyun heran tidak mendengar tanggapan dari Yuri. Dia pun menoleh ke arah dimana Yuri yang seharusnya berada namun ternyata Yuri dibelakangnya sedang menahan kepalanya yang terasa sakit.

“ Yuri! “, panggil Seunghyun berlari menghampiri Yuri.

“ Gwenchana? Kau kenapa? “, tanya Seunghyun memegang tubuh Yuri.

“ Kepalaku… Appayo! “, ucap Yuri dan dalam sekejap Yuri tak sadarkan diri.

“ Yuri! Yuri! Bangun! “, terlihat kepanikan diwajah Seunghyun.

Dengan cepat dia membawa Yuri ke rumah sakit tanpa peduli apapun dia menggendong Yuri dengan kedua tangan kekarnya. Setelah berjalan cukup jauh, Seunghyun menemukan sebuah rumah sakit besar disana karena mereka memang sedang jalan – jalan tengah kota.

“ Suster, tolong dia! “, ucap Seunghyun membaringkan Yuri di troli rumah sakit.

Dengan cepat Suster itu membawa Yuri ke ruang gawat darurat dan Dokter pun segera masuk ke ruangan dimana Yuri sekarang. Seunghyun sangat panik sekarang dan dia mencoba menghubungi ponsel Donghae.

Donghae yang masih memandangi laut mendengar ponselnya berbunyi, diapun melihat siapa pemanggilnya.

“ Seunghyun? apa dia mau bilang kalau dia sudah resmi pacaran dengan Yuri? “, ucap Donghae tersenyum getir, dia ragu untuk mengangkatnya.

Dering ponselnya tidak berhenti, dengan terpaksa dia mengangkatnya.

“ Yeoboseyo “, sapa Donghae.

“ Ya! Kemana saja kau?! Aku mencoba menghubungimu dari tadi! “, bentak Seunghyun pada Donghae.

“ Waeyo? “, tanya Donghae malas tanpa menjawab pertanyaan Seunghyun.

“ Aish! Yuri, dia masuk rumah sakit sekarang “, ucap Seunghyun.

“ Mwo?!! Jinjja?! “, tanya Donghae kaget.

“ Apa aku terdengar bercanda? Dokter sedang memeriksanya sekarang “, jawab Seunghyun.

“ Bagaimana dia sekarang? Dan dirumah sakit mana? Aku akan kesana secepatnya “, ucap Donghae yang langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata – rata. Dia khawatir dengan Yuri sekarang.

“ Ada apa denganmu Yuri-a? “, gumam Donghae cemas.

~o0o~

Dokter keluar dari ruang gawat darurat, Seunghyun langsung menghampirinya dan bertanya dengan keadaan Yuri.

“ Bagaimana keadaannya Dokter? “, tanya Seunghyun.

“ Apa anda keluarganya? “, tanya Dokter.

“ Ani, tapi aku sahabat kakaknya “, jawab Seunghyun.

“ Hmmm… bagaimana aku mengatakannya ya? “, ucap Dokter ragu – ragu.

“ Katakan saja Dokter, ada apa dengannya? “, tanya Seunghyun penasaran.

“ Dia mengalami kanker otak stadium 4, sepertinya dia tidak meminum obatnya dalam waktu yang lama sehingga kankernya mulai tumbuh dengan cepat “, jawab Dokter membuat Seunghyun menatapnya tidak percaya.

“ Kanker otak? Stadium 4?! “

“ Neh, dan hal itu sangat membahayakannya “,

“ Apa ada cara lain untuk menyembuhkannya Dokter? “, tanya Seunghyun penuh harap.

“ Mianhae… “, ucap Dokter itu sambil menggelengkan kepalanya.

Donghae yang sudah sampai dan dia segera menuju ruangan yang diberitahu suster setelah dia bertanya dimana Yuri berada. Didepan pintu kamar Donghae melihat Seunghyun yang kini menatap Yuri yang terbaring lemah di tempat tidur.

“ Apa yang terjadi padanya Seunghyun-a? “, tanya Donghae setelah masuk ke kamar itu.

Seunghyun menoleh kearah Donghae dengan wajah sedih dan terlihat matanya merah.

“ Jawab aku Seunghyun-a, apa yang kau lakukan padanya? Bukankah tadi dia baik – baik saja saat pergi bersamamu? “, tanya Donghae.

Seunghyun berdiri dan menghampiri Donghae, dia tidak mampu memberitahu yang sebenarnya pada Donghae.

“ Kubilang jawab aku Choi Seunghyun!!! “ marah Donghae sambil mencengkram kerah Seunghyun.

“ Dia… dia menderita kanker otak, Donghae “, jawab Seunghyun membuat Donghae tidak percaya.

“ Mwo?! “,

“ Neh, Dokter bilang sudah stadium 4 “,

“ Jangan bercanda denganku! “,

“ Aku tidak bercanda, kau lihat sekarang dia disana?! “, ujar Seunghyun.

“ Tidak mungkin, dia baik – baik saja. Kau lihat sebulan ini dia baik – baik saja kan? “, ucap Donghae tidak percaya.

“ Neh, tapi Dokter mengatakan dia tidak memakan obatnya dan hal itu memperburuk keadaannya “, jelas Seunghyun.

Kini Donghae meneteskan air matanya dan menghampiri Yuri yang terbaring lemah.

“ Yuri-a, mengapa kau tidak bilang apapun? Mengapa kau menyimpannya sendiri? “, tanya Donghae dengan suara bergetar.

“ Yuri-a, Bangun! Mianhae Oppa selalu bersikap dingin padamu selama ini “, tangis Donghae memegang tangan Yuri.

“ Jika tahu akan seperti ini, Oppa tidak akan mengacuhkanmu. Jangan tinggalkan Oppa Yuri! “, ucap Donghae.

Seunghyun hanya melihatnya dengan sedih, situasi ini juga cukup memukulnya karena dia sangat mencintai Yuri.

“ Bangun Yuri, Oppa mohon. Oppa ingin memperbaiki sikap Oppa padamu “, ucap Donghae yang terus berharap Yuri terbangun.

Seunghyun meninggalkan Donghae diruangan itu, dia membiarkan sahabatnya itu bersama dengan dongsaengnya.

Sudah tiga hari Yuri tidak sadarkan diri, bahkan Donghae tidak ingin meninggalkannya sedetikpun. Dia berharap Yuri akan bangun dan melihat betapa menyesalnya dia yang telah mengacuhkan Yuri selama ini. Tiba – tiba 2 orang paruh baya masuk ke ruangan itu.

“ Donghae! “, panggil yeoja paruh baya itu yang ternyata Ny. Lee di dampingi oleh Tn. Lee disampingnya.

Donghae pun berbalik dan mendapati kedua orang tuanya berdiri didepan pintu sekarang.

“ Kau benar Donghae? “, tanya Ny. Lee sambil menghampiri dan memeluk putera yang sudah lama dia rindukan selama 5 tahun ini.

“ Omma… “, lirih Donghae.

Terlihat Tn. Lee diam tidak mengeluarkan suara, entah karena masih marah atau malu telah mengusir Donghae.

“ Bagaimana keadaanmu 5 tahun ini? “, tanya Ny. Lee namun sepertinya Donghae mengacuhkan pertanyaannya.

“ Sejak kapan Omma? Sejak kapan Yuri seperti ini? “, tanya Donghae penasaran.

“ Yuri menderita penyakit itu selama 3 tahun terakhir ini. Kami sudah mencoba mengobatinya namun semua Dokter di Negara – Negara lain hanya bisa memberikan obat penghambat kanker dan tidak bisa menyembuhkannya. Kami sangat kaget saat tahu Yuri menghilang sebulan yang lalu dan kami khawatir dia tidak membawa obat – obatnya. Lalu kemarin orang suruhan Appamu memberitahu kalau Yuri ada dirumah sakit Seoul “, jelas Ny. Lee panjang lebar.

“ Selama itu kah dia menderita? “, gumam Donghae yang mengingat sikapnya sebulan terakhir ini.

“ Donghae, Mianhae  “, ucap Tn. Lee yang akhirnya membuka suaranya.

“ Sudahlah, bukan waktunya untuk membahas masa lalu. Yang sekarang kita pikirkan adalah Yuri “, ucap Donghae sambil kembali duduk didekat Yuri.

Tn. Lee hanya mendesah pasrah mendapatkan perlakuan dari puteranya itu.

~o0o~

Donghae mendorong kursi roda dimana Yuri duduk dengan manis disana. Neh, pagi ini Yuri terbangun dan meminta Donghae membawanya ke taman. Dia ingin menghirup udara segar di luar.

“ Oppa, kau ingat saat dulu kau bilang akan menjagaku apapun yang terjadi? “, tanya Yuri setelah mereka berhenti di sebuah taman rumah sakit yang rindang.

“ Aku selalu menunggu hal itu Oppa, aku percaya kau tidak akan mengingkari janjimu “, Senyum Yuri terpancar diwajahnya.

“ Sekarang aku tahu kau menepati janjimu. Gomawo Oppa “, ucap Yuri.

“ Tentu saja “, jawab Donghae mencoba tersenyum.

“ Bisakah kau memelukku Oppa? “, pinta Yuri terdengar seperti permintaan terakhir bagi Donghae.

“ Neh “, jawab Donghae yang kini memeluk Yuri dengan erat.

“ Akhirnya aku merasakan pelukanmu lagi Oppa, aku sangat merindukan hal ini “, ucap Yuri membuat Donghae mulai meneteskan air matanya.

“ Dan bisakah kau menciumku lagi seperti dulu? “, pinta Yuri.

“ Neh?! “, kaget Donghae.

“ Bukankah kau bilang aku tidak boleh membiarkan namja lain menciumku, hanya kau yang boleh Oppa “, ucap Yuri polos diiringi senyuman diwajahnya yang terlihat sangat pucat sekali.

“ Selama ini aku hanya menanti kau yang akan selalu menciumku Oppa “,

Donghae mengingat kata – katanya dulu pada Yuri.

Flashback

Donghae mencium bibir Yuri membuat Yuri kaget, namun Yuri yang masih duduk di bangku SMP hanya senang dengan perlakuan Donghae itu. Dia belum mengerti kalau ciuman itu hanya dilakukan untuk pasangan kekasih.

“ Jangan membiarkan namja lain menciummu, hanya aku yang boleh melakukannya. Arraseo?! “, ucap Donghae yang dijawab anggukan oleh Yuri.

Flash Back End

Kini Yuri menatap Donghae, menunggu Donghae menciumnya. Dan Donghae melakukan apa yang diminta Yuri. Donghae mencium bibir Yuri dengan lembut. Walaupun terasa ada air mata namun mereka masih melakukannya. Tak jauh dari mereka seorang namja menatap mereka dengan tatapan sedih, dia adalah Choi Seunghyun. Dia tidak mengira kalau kakak beradik itu saling mencintai. Pantas saja Yuri selalu menceritakan semua hal tentang Donghae didepannya. Setelah cukup lama berciuman akhirnya Donghae melepaskan ciumannya dari Yuri. Terlihat senyum diwajah Yuri mengembang, dan dia terlihat bahagia sekali.

“ Gomawo Oppa, Saranghaeyo “, ucap Yuri.

“ Nadoo, saranghaeyo na Dongsaeng “, ucap Donghae memeluk tubuh Yuri yang lemah.

Semakin lama tubuhnya semakin melemah sampai akhirnya Donghae merasakan tubuh Yuri yang sudah tidak bernyawa lagi. Tangisan pun kini terdengar dibibir Donghae, terlihat kehilangan dan kesedihan di wajah tampannya. Namja yang memandangi mereka pun ikut meneteskan air matanya, Seunghyun juga merasa kehilangan walaupun dia tahu Yuri tidak akan pernah membalas perasaannya.

“ Selamat jalan, Yuri “. Lirihnya.

~o0o~

Donghae membaca buku kecil milik Yuri, dia tidak menyangka dongsaengnya itu akan merasakan hal yang sama dengannya. Ternyata Yuri juga mencintainya seperti dia mencintai Yuri. Donghae membuka satu persatu halaman buku kecil itu.

Halaman 1 :

Oppa, hari ini adalah hari ulang tahunku. Tapi kau tidak ada disampingku Oppa. Aku berharap kau disini memberikan ku hadiah seperti dulu. Aku merindukanmu Oppa ❤

Halaman 2 :

Oppa, kau tahu Dokter bilang aku memiliki penyakit berbahaya yang bisa membuatku meninggal. Aku takut Oppa… aku takut tidak bisa melihatmu sampai waktuku tiba….

Halaman 3 :

Oppa, hari ini 3 namja mengajakku pacaran. Tapi aku ingat kalau aku harus meminta ijin padamu dulu jika ingin menerima seorang namjacingu…. aku menolak mereka semua Oppa karena aku tidak perlu mereka, aku hanya butuh kau Oppa….

Halaman 4 :

Oppa, akhirnya aku bisa menyusulmu lagi ke Korea. Omma dan Appa tidak akan tahu karena aku pergi diam – diam. Tunggu aku Oppa! ^_^

Halaman 5 :

Aku tidak tahu senang atau sedih bertemu denganmu sekarang. Mengapa kau bersikap dingin padaku? aku tidak akan menanyakan mengapa kau meninggalkanku dulu Oppa, tapi aku mohon jangan acuhkan aku. Aku sangat terluka melihat sikapmu itu Oppa…..

Halaman 6 :

Aku merasa kepalaku sungguh sakit sekali akhir – akhir ini. Tapi aku tidak ingin membuatmu khawatir Oppa. Aku hanya ingin menikamati hari – hari terakhirku bersamamu, walau pun kau sering mengacuhkan aku Oppa…. saranghae ❤ ….

Halaman 7 :

Sepertinya aku tidak memiliki kesempatan untuk mengatakannya padamu Oppa, aku semakin tidak kuat menahan penyakit ini.

Saranghae Jeongmal Saranghae ❤ …….

Dan halaman itu ternyata halaman terakhir yang Yuri tulis sebelum dia masuk ke rumah sakit. Donghae tidak henti – hentinya mengeluarkan air matanya yang semakin deras keluar dari matanya.

“ Ternyata kau begitu menderita Yuri, tidak hanya aku… “, lirih Donghae.

Donghae mulai menggas mobilnya dengan kecepatan tinggi di sebuah perbukitkan terjal di pinggiran kota Seoul.

“ Tuhan, jika kami dilahirkan kembali. Aku mohon biarkan kami bersama untuk saling mencintai. Bukan sebagai adik kakak, melainkan pasangan yang tidak terlarang untuk saling mencintai “, harap Donghae dan dia semakin kencang melajukan mobilnya.

“ Yuri, tunggu aku. Kita akan bersama selamanya…. “, ucap Donghae yang langsung menabrak pinggiran jalan dan menuju ke jurang. Dia menutup matanya sambil tersenyum dan berbisik.

“ Aku datang Yuri….. “

Epilog

Terlihat seorang yeoja bermain – main ditepi pantai. Terlihat juga kebahagian terpancar diwajah cantiknya yang terlihat bercahaya. Yeoja itu membalikkan tubuhnya dan mendapati seorang namja yang kini tersenyum padanya.

“ Kita akan bersama selamanya… “, ucap namja itu sambil mengulurkan tangannya pada yeoja itu.

Dengan senyum bahagianya sang yeoja menerima uluran tangan namja itu dan menggenggam tangannya erat.

“ Kau menepati janjimu, Oppa “, ucap yeoja itu yang kini bersandar di bahu namja itu.

~o0o The End o0o~

Cerita gaje buatan author yang lagi suka cerita sedih, tapi apa ini masuknya happy ending atau bukan ya? Hahaha XD. Gimana nih readers? Apa kalian ikut terhanyut kah dengan ceritanya? Entah kenapa author sedang ingin membuat cerita Forbidden Love antara kakak beradik ini. Jangan lupa RCL ya, author udah bikinnya sambil mewek2 lho #lahjadicurhat

Ditunggu rate, Comment dan likenya ya ^__^

Kamshamida

6 thoughts on “Saranghae (Oppa) ( Na Dongsaeng)

  1. U.U

    Kirain endingnya ceritanya bakal kaya gini thorr..
    Donghae nya itu anak angkat kalo ngga yuri nya yang anak angkat.. Trus nikah deh :v
    Kebanyakan cerita kan kaya gitu,, hihihi

    Ehh ternyata malah meninggal,, TT_TT
    Gapapa deh yang penting masi bisa bareng,,
    Daebak dahh thorr..
    Terimakasih sudah menghibur ^_^

Leave Your Comment Please :)